Sore ini menjadi sore yang begitu hangat, tidak seperti biasanya yang terasa sedikit dingin. Hari ini terasa berbeda.
Kim Seokjin, laki-laki bertubuh tinggi nan tampan tersebut kini sedang menengadahkan kepalanya ke atas, menatap langit sore dengan sinar matahari yang tidak begitu terik. Ia menghembuskan nafasnya panjang. Seharian ini ia telah cukup lelah berkutat dengan laptop yang kini ada di dalam tasnya. Tugas kuliahnya yang begitu menumpuk harus segera diselesaikannya hari ini. Dan setelah pulang dari kampus tadi, ia memilih untuk diam sebentar dan menjernihkan pikirannya yang sedang lelah.
Ia kembali menegakkan kepalanya. Kini, pandangan matanya tertuju pada seorang wanita yang sedang berjalan dari kejauhan dan akhirnya lewat beberapa langkah di depannya. Sedikit agak jauh, namun Seokjin dapat melihat wajah wanita tersebut dengan jelas. Ia seperti mengenali wajah wanita itu. Pakaiannya yang serba hitam, poni depannya yang menutupi dahi serta rambut hitamnya yang lurus dan panjang. Baju dan rok panjangnya yang berwarna hitam itu menambah kesan jika ia adalah sosok orang yang tertutup, apalagi wajahnya yang terlihat agak dingin.
Begitu melihat wajah wanita tersebut, sebuah nama lalu muncul di benak Seokjin. Ia ingat dengan seseorang. Ia pun kemudian menghampiri wanita tersebut dan menepuk bahunya pelan. "Yoo Hera?" sapanya sedikit ragu.
Wanita itu menoleh ke arahnya, masih dengan wajah tanpa seulas senyum yang menghiasinya. "Maaf, aku rasa kau salah orang." sahutnya kepada Seokjin yang sudah menarik kembali tangannya dari bahu wanita itu.
"Ah benarkah? Maaf kalau begitu, aku pikir kau temanku dulu.." Seokjin menatap wanita itu dengan sedikit kikuk.
"Tidak apa-apa." jawabnya tenang.
"Baiklah.. Maaf telah mengganggumu,"
Wanita itu menganggukan kepala dan kembali melanjutkan langkahnya pergi meninggalkan Seokjin yang masih sibuk dengan pikirannya. Ia menatap punggung wanita itu yang mulai menghilang dibalik keramaian jalanan Seoul.
~~~
Keesokan harinya, Seokjin kembali melihat wanita itu. Masih dengan penampilan yang sama. Ia yakin jika kali ini, ia bertemu lagi dengan wanita yang kemarin ditemuinya.
Wanita itu terlihat masuk ke dalam bus yang berada cukup dekat dengan kampus Seokjin, bus yang biasanya dominan ditumpangi oleh pelajar-pelajar saat sepulang sekolah maupun kampus karena mereka yang memang lebih memilih untuk menaiki kendaraan umum.
Seokjin mengabaikan wanita itu meski ia masih dibuat penasaran olehnya. Mengapa wajah wanita itu benar-benar mirip dengan seseorang yang ada di masa lalunya? Oke, ini mungkin sebuah kebetulan biasa, namun rasa penasaran terus menghantui pikirannya. Ia merasa jika ia perlu mencari tahu mengenai wanita itu.
Besok atau lusa, ia berharap dapat mengetahui sedikit informasi tentang wanita tersebut.
~~~
Kali ini, jam pulang kuliah lebih awal dari biasanya. Hal ini membuat Seokjin sedikit lebih mudah jika ingin bertemu dengan wanita itu lagi, karena ia tidak perlu khawatir jika akan terlambat menunggu wanita itu di tempat biasanya seperti kemarin.
Dan benar saja, beberapa menit kemudian --di waktu dan tempat yang sama-- Seokjin kembali melihat wanita itu masuk ke dalam bus. Ia pun segera mengikutinya dan masuk ke dalam bus tersebut. Pandangannya langsung menjelajah ke sekeliling dan menemukan tempat duduk wanita itu yang berada di pojok bagian belakang bus. Ia terlihat menatap keluar melalui jendela bus yang berada disebelahnya dan wajahnya yang tetap terlihat tanpa seulas senyuman pun.
Seokjin lalu mendudukkan tubuhnya pada kursi tempat duduk miliknya. Ya, kali ini ia harus mendapat setidaknya sedikit informasi tentang wanita itu.
.....
Aneh, kenapa pikiran itu terus terngiang di kepala Seokjin kali ini? Apa hanya karena wajah wanita itu yang dirasanya mirip dengan seseorang? Apa mungkin wanita itu berbohong? 'Tidak, untuk apa dia berbohong..?' pikir Seokjin.
Bus pun kemudian sampai di halte yang jaraknya cukup dekat dengan rumah Seokjin. Seokjin kembali melirik ke arah wanita itu. Ia sedikit kaget, wanita itu ternyata sudah tidak ada di tempat duduknya. Lalu pandangan matanya mengarah keluar bus, dan bingo! Wanita itu ternyata sudah keluar dari dalam bus lebih dulu. Seokjin pun langsung berusaha untuk cepat turun dari dalam bus yang masih terasa sedikit sesak karena antrian penumpang yang akan turun satu persatu.
Setelah berhasil turun, ia pun segera menyusul wanita itu. Samar-samar ia melihat punggung wanita itu yang sedang berjalan di keramaian sepanjang jalan. Seokjin mempercepat langkahnya ketika melihat tubuh wanita itu kemudian berbelok ke arah kanan yang ternyata searah dengan jalan ke rumah Seokjin. Tidak, ia tidak boleh kehilangan kesempatan kali ini, itu yang ada di pikirannya.
"Hei," sapanya setelah berhasil menyamakan langkahnya dengan wanita itu.
"Ah ternyata kau lagi," wanita itu menoleh dan sedikit kaget karena Seokjin yang tiba-tiba sudah ada di sampingnya, ikut berjalan bersamanya. Akhirnya, wanita itu menampilkan senyum tipisnya lalu kembali menatap ke depan.
"Ternyata jalan rumah kita searah.." ucap Seokjin sambil sedikit basa basi.
Wanita itu hanya tersenyum lagi.
Beberapa saat kemudian, wanita itu menghentikan langkahnya saat tiba di depan sebuah rumah yang Seokjin yakini adalah rumah wanita itu. "Aku sudah sampai, terima kasih. Setidaknya kali ini aku tidak berjalan sendirian di sepanjang jalan ini.."
Untuk kesekian kalinya, Seokjin menampilkan senyumnya kembali. "Ah ya, aku juga. Sampai bertemu besok!"
Mereka akhirnya berpisah di depan rumah wanita itu. Seokjin melanjutkan langkahnya menuju rumahnya. Lalu, ia teringat sesuatu dan kepalan tangannya mengetuk jidatnya pelan. Bagaimana ia bisa lupa menanyakan nama wanita tersebut?
~~~
Ponsel Seokjin bergetar. Ia memeriksa ponselnya dan mendapati sebuah pesan masuk. "Nomor yang tidak dikenal..?" gumamnya pelan sambil sedikit mengerutkan dahinya setelah melihat nomor yang tidak dikenal tiba-tiba mengiriminya sebuah pesan. Ia pun membuka pesan tersebut.
-----------------------------------------
From: xxxx
Kim Seokjin?
-----------------------------------------
Seokjin tidak mengenal nomor tersebut namun orang itu tahu namanya? Siapa ini? Seokjin menatap heran pesan tersebut. Ia pun langsung membalasnya.
-----------------------------------------
To: xxxx
Kau siapa? Darimana tahu nama dan juga nomorku?
-----------------------------------------
-----------------------------------------
From: xxxx
Aku perempuan yang tadi kau hampiri dan jalan bersamamu. Aku mengenalmu.
-----------------------------------------
Hei, apa ini? Wanita itu mengenal Seokjin? Pikiran Seokjin sekarang ini dipenuhi dengan berbagai pertanyaan yang pastinya ditujukan untuk wanita itu.
-----------------------------------------
To: xxxx
Dan nomorku? Bagaimana kau mendapatkannya?
-----------------------------------------
-----------------------------------------
From: xxxx
Aku masih mengingatnya.
-----------------------------------------
Oke, Seokjin benar-benar tidak mengerti dibuatnya.
-----------------------------------------
To: xxxx
Masih mengingatnya? Apa maksudmu? Aku tidak mengerti.
-----------------------------------------
Beberapa menit bahkan sudah beberapa jam Seokjin menunggu balasan pesan dari wanita itu. Sekarang ini, yang dipikirkan Seokjin adalah tentunya apa maksud dari pesan terakhir wanita itu? Ah, rasanya ia benar-benar ingin menemui wanita itu sekarang juga.
Seokjin sudah mencoba untuk pergi ke rumahnya, namun niatnya itu ia urungkan. Rumah wanita itu begitu berbeda dari rumah lainnya. Entah mengapa hawa aneh yang dirasakan Seokjin hingga bulu kuduknya menjadi sedikit merinding, membuatnya benar-benar mengurungkan niatnya untuk bertamu ke rumah wanita itu, sekalipun hanya sekedar untuk menanyakan maksud dari balasan pesan terakhir wanita itu.
~~~
Setelah hari itu, Seokjin terus menunggu wanita itu sama seperti hari-hari sebelumnya. Di waktu yang sama dan di tempat yang sama pula. Namun, mengapa hingga sekarang wanita itu belum juga muncul?
Sudah 3 hari berturut-turut Seokjin melakukan hal ini. "Ah, ke mana sih dia? Aku benar-benar ingin menanyakan hal itu padanya!" Tanpa sadar, Seokjin mulai mengepalkan kedua tangannya, ia menatap lurus ke depan dengan tajam. Sekarang, apakah wanita itu tidak akan muncul hingga seterusnya? Meninggalkan Seokjin dengan banyak tanda tanya besar yang menyelimuti pikiran laki-laki itu.
~~~
"Itu bukannya.. Wanita itu?!"
Komentar
Posting Komentar