Langsung ke konten utama

ILY to the Moon and Back

 -- 06.00 KST --

"Yoongi? Kamu udah mandi, mau ke mana?" Yuna yang sedang memasak di dapur tidak sengaja melihat suaminya, Min Yoongi, keluar dari kamar mandi dengan celana dan juga handuk yang menutupi pundaknya.

"Mau ke Bighit lah, sayang. Ke mana lagi?" sahutnya singkat sambil berjalan memasuki kamar mereka.

Yuna hanya menatapnya heran. Tidak seperti biasanya suaminya itu pergi ke Bighit sepagi ini.

Beberapa menit kemudian, Yuna mulai menyajikan makanan yang sudah ia masak dan menatanya dengan rapi di atas meja makan mereka. 

"Sayang, ayo sini kita sarapan dulu." ajaknya saat melihat Yoongi yang baru saja keluar dari kamar dengan berbalut pakaian casual seperti yang biasa ia kenakan. 

Yoongi lalu duduk di kursi yang posisinya berhadapan dengan Yuna. Mereka berdua pun mulai menikmati sarapannya.

"Tumben pagi-pagi gini kamu ke Bighit? Biasanya juga jam 8 kita pergi bareng ke sana. Kamu ada kerjaan tambahan, ya?"

Yuna adalah seorang stylist sekaligus designer yang sudah cukup lama bekerja di Bighit hingga sekarang. Setelah menikah dengan salah satu member BTS tersebut, ia memutuskan untuk tetap melanjutkan kariernya. Sementara Yoongi sendiri masih bekerja sebagai penulis lagu sekaligus produser di Bighit.

Karena sama-sama bekerja di Bighit, mereka pun pergi dan pulang bekerja bersama. Tak jarang, Yoongi yang kadang pulang lebih awal memilih untuk menunggu Yuna saat istrinya itu masih berkutat dengan pekerjaannya.

"Bisa dibilang gitu. Lagi banyak kerjaan hari ini. Kamu ke Bighit sendiri ya nanti, nggak apa kan?"

Yuna terdiam, Sebegitu mudahnya Yoongi bicara seperti itu padanya? Heol, apa ia lupa jika hari ini istrinya itu tengah berulang tahun? Yuna menghela nafasnya kecewa.

"Sayang, aku duluan ya. Sampai ketemu di Bighit." Yoongi yang sudah selesai makan lalu membereskan piring dan gelasnya, kemudian bergegas mengambil kunci mobil dan pergi ke garasi rumah mereka. Suara mobil Yoongi pun mulai terdengar lalu dengan cepat melenggang pergi.

"Ck, dia itu kenapa, sih? Apa dia lupa sama hari ini?" Yuna mendengus pelan dan mempoutkan bibirnya kesal.


-- 18.00 KST --

Yuna sudah pulang bekerja sejak dua jam yang lalu. Ia sengaja pulang lebih awal agar bisa menikmati waktu lebih bersama Yoongi di rumah. Tapi, sepertinya suaminya itu akan pulang lebih larut dari biasanya. Ia juga sudah memasak makan malam, mandi, dan sekarang tinggal menunggu Yoongi pulang.

Di hari spesialnya ini, Yuna tidak mengharapkan apapun, ia hanya ingin menghabiskan waktu bersama Yoongi, suaminya. Tapi kali ini, sepertinya harapannya itu harus ia kubur dalam-dalam.

Yuna lalu masuk ke dalam kamar. Ia berdiri di depan jendela dan memandangi langit sore berwarna peach yang sebentar lagi menjelang malam. Ia benar-benar menyukai suasana langit yang tenang seperti ini.

Sudah 20 menit berlalu, bulan pun mulai menampakkan dirinya. Yuna kembali menghela nafasnya. Sampai berapa lama ia harus menunggu kedatangan suaminya seperti ini?

Lalu, tanpa ia sadari, sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Seseorang memeluknya dari belakang.

Yuna tersentak dan seketika menyadari jika tangan itu adalah tangan Yoongi, suaminya.

"Loh, kamu kapan pulangnya?" ia menoleh ke arah samping saat merasakan nafas lembut Yoongi di lehernya. Wajah mereka pun bertemu dan Yoongi dengan cepat mengambil kesempatan dengan mengecup bibir istrinya tersebut. 

"Ih, kamu tuh ya!"

Yoongi sedikit tertawa. "Saking asyiknya mandangin langit, kamu sampai gak nyadar kalau aku udah merhatiin kamu dari tadi? Bahkan aku udah pingin langsung lari meluk kamu, tapi aku sengaja nahan diri. Dan nyatanya kamu masih gak peka kalau aku udah di sini,"

Yuna masih diam saja. Ia benar benar ingin meluapkan semuanya tapi perkataan dan sikap lembut Yoongi berhasil meluluhkannya.

"Happy birthday, sayang. Maaf kalau sikap aku kelewatan hari ini. Maaf kalau aku pulangnya telat. Dan maaf udah bikin kamu kecewa. Aku sengaja nyelesaiin semua kerjaanku hari ini. Dan, aku tau kalau kamu pulang lebih awal tadi.."

"Kamu tau kan kenapa aku pulang lebih awal?" Yuna pun akhirnya bersuara.

Yoongi sangat mengerti dengan perkataan istrinya. "Tenang aja, sayang. Besok dan 2 hari ke depan kita habisin waktu bareng."

"Ah, maksud kamu?"

"Aku sengaja nyelesaiin semua kerjaan aku hari ini biar bisa dapetin libur selama 3 hari. Kamu juga udah aku mintain izin untuk 3 hari ke depan."

"Hah?" Yuna masih mencermati perkataan Yoongi. Ia benar benar tidak mengerti dibuatnya. Lebih tepatnya, bingung sekaligus kaget. 

"Aku tau kamu pingin habisin waktu bareng aku, kan? Nah, sekarang kamu pilih, selama 3 hari ini kamu mau kita liburan ke mana?"

Yuna bingung harus mengatakan apa. Kekesalan dan kesedihannya mendadak hilang begitu saja. Ia tidak menyangka jika suaminya itu sudah menyiapkan hal seperti ini di hari ulang tahunnya. Sampai-sampai, mengambil libur selama 3 hari untuk menghabiskan waktu bersama? Padahal, menghabiskan waktu 1 hari saja sudah cukup baginya.

"Emangnya nggak apa kalau kamu yang mintain aku izin? Harusnya kan tadi biar aku sendiri aja yang--"

"Hei, kalau kamu yang minta izin sendiri bukan surprise dong namanya?"

Mendengar perkataan Yoongi, Yuna agak memiringkan kepalanya. Iya juga? 

"Kita juga udah nikah, kan. Jadi, aku bisa urus kerjaan kamu sekaligus. Nggak ada yang ngelarang. Lagian, aku udah cariin stylist pengganti buat gantiin kamu selama 3 hari ke depan. Jadi udah aman."

"Sayang.." Yuna melonggarkan tangan Yoongi yang masih erat melingkar di pinggangnya. Ia membalikkan tubuhnya dan kini wajah mereka berhadapan satu sama lain. Ia bisa merasakan tatapan lembut Yoongi yang hanya fokus pada dirinya. 

"Kamu itu udah kayak peribahasa 'diam-diam menghanyutkan' tau gak sih? Siapa yang tau kalau dibalik sifat kamu yang diem-diem kebangetan itu ternyata kamu udah mikirin dan nyiapin segala hal yang bahkan di luar dugaan aku sendiri.." lanjutnya. 

Sekali lagi, Yuna benar benar tidak menyangka. Min Yoongi, suaminya itu selalu bisa membuat perasaannya campur aduk begitu saja. Sikap cuek dan dingin Yoongi bisa saja membuatnya kesal, tapi saat ia merubah sikapnya 180°, tanpa hitungan detik pun telah berhasil membuat dirinya seketika luluh bahkan hingga ke tulang-tulangnya sekalipun. Heol..

"Dan kamu? Kamu itu orang yang paling beruntung tau nggak, sih?" Yoongi menampilkan senyum tipisnya. "Karena kamu bisa dapetin aku."

Sedetik kemudian, Yuna merasa ingin memprotes kata-kata yang dilontarkan Yoongi terhadapnya. Namun, dengan cepat ia kembali mengurungkan niatnya. Ia akui, yang dikatakan suaminya itu memang benar adanya, sih. Hmm..

"Satu lagi, aku sengaja nggak beliin kado. Tapi, aku bakal beliin apapun yang kamu mau selama kita liburan ini."

"Aku nggak butuh apapun. Aku cuma butuh kamu. Dan aku nggak pingin apapun. Aku cuma pingin kamu selalu ada di samping aku. Itu aja. Dan bahkan, habisin waktu berdua sama kamu yang cuma sehari pun udah cukup buat aku."

Air mata Yuna pun tidak bisa dibendung lagi. Yoongi lalu memeluk erat tubuh istrinya dan mengelus lembut kepalanya. "Tapi aku yang nggak cukup, sayang." sahutnya sambil terkekeh pelan. 

"...aku nggak bisa ngomong apa-apa lagi. Ini udah lebih dari cukup. Lihat kamu cuek banget tadi pagi, aku pikir kamu bakal lupa sama hari ini. Terus aku pikir kamu bakal pulang telat gitu aja. Dan aku--"

Yoongi lalu melepaskan pelukan mereka. "Sampai kapanpun aku nggak akan lupa sama hari ini, apalagi hari spesial kita berdua. Kamu boleh lakuin apapun ke aku kalau aku sampai lupain itu semua."

Yuna memukul pelan dada Yoongi. "Kamu tuh ya, nggak pernah gagal bikin aku baper."

Yoongi tertawa, "Ya terus aku harus gimana?"

"Udah dong nangisnya.." lanjutnya lembut sambil mengusap pelan pipi Yuna. "Aku suka bikin kamu baper."

"Ck!" decak Yuna. Ia tersenyum malu. 

"Kamu belum jawab pertanyaan aku. Kamu mau kita pergi ke mana liburan besok?"

Yuna terlihat berpikir. "Kalau nggak kemana-mana juga nggak apa sih, yang penting bisa berdua sama kamu."

Ucapan Yuna sukses membuat Yoongi tersenyum untuk yang kesekian kalinya. "Bisa aja," ia mencubit pelan hidung Yuna dengan gemas. 

"Aw!"

"Tau nggak, gara-gara kamu bulannya malu.." Yoongi menunjuk ke arah bulan yang terlihat jelas dari balik jendela kamar mereka. 

Yuna berbalik mengikuti arah yang ditunjuk Yoongi dan ikut memandangi bulan yang sebenarnya sedari tadi juga sudah ia pandangi ketika menunggu Yoongi pulang. "Kenapa gitu?"

"Soalnya kamu lebih cantik dari dia."

Yuna memutar kedua bola matanya sambil menahan tawanya, "Kamu belajar kaya gini darimana, sih?"

"Nggak tau. Aku ngegombal baru pertama kali seumur hidup."

"Bohong banget.." Yuna menyipitkan matanya dan melirik ke samping ke arah Yoongi. 

Yoongi pun memanfaatkan kesempatannya untuk kembali memeluk Yuna dari belakang. "Aku pingin gini terus sama kamu." bisiknya pelan tanpa merubah posisinya.

Entahlah, Yoongi juga tidak mengerti kenapa dirinya bisa berbicara semanja ini. Padahal juga biasanya dia seperti 'tsundere'? 

"Sampai kapan?" tanya Yuna iseng. 

"Selamanya."

Yuna menoleh, "Kamu udah gila, ya?"

"Aku gila juga gara-gara kamu, sayang." Yoongi memajukan wajahnya dan mengecup lembut pipi Yuna. 

"Kadang ngeliat sikap kamu yang lembut dan perhatian kaya gini, aku ngerasa kalau kamu tuh bukan Min Yoongi yang sesungguhnya.." Yuna terkekeh pelan. Matanya masih menatap lurus bulan yang ada di atas mereka. 

"Kamu mau aku jadi Min Yoongi yang sesungguhnya?"

"Eh, aku nggak bilang gitu--"

"Tenang aja, aku nggak bakal perhatian kaya gini kalau bukan sama kamu."

Ah, Yoongi selalu berhasil membuat Yuna salah tingkah.

Yuna lalu melepaskan pelukan Yoongi dan kembali menatapnya. "By the way, kamu nggak laper apa? Aku udah masak makan malem buat kita berdua."

"Laper aku ilang pas liat kamu."

"Dasar."

"Ok, abis ini kita makan malem. Tapi sebelumnya, kamu denger dulu lagu yang udah aku buat.." Yoongi lalu mengambil ponselnya yang ada di saku celananya.

Beberapa detik kemudian, alunan sebuah lagu pun terdengar indah memenuhi kamar mereka. Yuna ikut terlarut dalam suasana tenang yang diciptakan Yoongi dan seketika memejamkan matanya sambil tersenyum.

Tangan Yoongi lalu merengkuh pelan pinggang Yuna agar lebih mendekat padanya, kemudian mencium lembut bibir istrinya tersebut. 

Yuna pun membalas ciuman suaminya di tengah suasana yang tenang dan diiringi lagu romantis yang dibuat Yoongi khusus untuk dirinya.

Di mana, judul lagu yang dibuat Yoongi..

"I Love You to the Moon and Back",

dengan disisipkan nama istrinya di belakangnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mysterious Lady - [Part 2]

 "Itu bukannya.. Wanita itu?!" Seokjin memperjelas pengelihatannya. Wanita yang duduk di kursi taman sambil membelakanginya itu adalah memang benar, orang yang dia cari sejak beberapa hari yang lalu. Meskipun posisi orang itu membelakangi Seokjin, ia yakin jika orang itu adalah wanita misterius yang sedang dicarinya. Hari ini Seokjin berencana untuk pergi ke luar mencari bahan keperluannya di rumah. Saat melewati taman yang berada di dekat rumahnya, ia tak sengaja melihat seseorang tengah duduk di kursi taman. Sendirian. Taman itu terlihat begitu sepi, tak seperti biasanya. Tanpa pikir panjang, Seokjin pun langsung menghampiri wanita itu. Tinggal beberapa langkah lagi, namun tiba-tiba saja wanita itu berdiri dan membalikkan tubuhnya, membuat Seokjin tersentak dan menghentikan langkahnya. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya setelah ini. Wanita itu menatap Seokjin lurus. Bukan dengan wajah dingin seperti biasanya, kali ini wanita itu menampilkan senyumannya yang tipis, ...

Mysterious Lady - [Part 1]

Sore ini menjadi sore yang begitu hangat, tidak seperti biasanya yang terasa sedikit dingin. Hari ini terasa berbeda. Kim Seokjin, laki-laki bertubuh tinggi nan tampan tersebut kini sedang menengadahkan kepalanya ke atas, menatap langit sore dengan sinar matahari yang tidak begitu terik. Ia menghembuskan nafasnya panjang. Seharian ini ia telah cukup lelah berkutat dengan laptop yang kini ada di dalam tasnya. Tugas kuliahnya yang begitu menumpuk harus segera diselesaikannya hari ini. Dan setelah pulang dari kampus tadi, ia memilih untuk diam sebentar dan menjernihkan pikirannya yang sedang lelah. Ia kembali menegakkan kepalanya. Kini, pandangan matanya tertuju pada seorang wanita yang sedang berjalan dari kejauhan dan akhirnya lewat beberapa langkah di depannya. Sedikit agak jauh, namun Seokjin dapat melihat wajah wanita tersebut dengan jelas. Ia seperti mengenali wajah wanita itu. Pakaiannya yang serba hitam, poni depannya yang menutupi dahi serta rambut hitamnya yang lurus dan panjang...